Alhamdulillah perjalanan tadi malam nyaman dan selamat sampai ke Bandung, walaupun sempat terjebak kemacetan sebelum cirebon. Dengan menggunakan bus Rajawali dari Bawen menuju Bandung ternyata sangat nyaman. Terima kasih kru bus yang telah memberikan pelayanan yang baik dan kondisi bus yang termasuk ke dalam bus baru.
Walaupun kondisi lelah sampai di Bandung, saya coba menyempatkan diri untuk berbagai ilmu. Kali ini akan saya coba share Ilmu yang ditulis oleh Yulian Permana dalam muslim.or.id tentang Orang yang tidak bisa ibadah tetapi dapat pahala.
إذا مرض العبد أو سافر كتب له مثل ما كان يعمل مقيما صحيحا
Artinya: “Jika seorang ahli ibadah jatuh sakit atau safar, ia tetap diberi pahala ibadah sebagaimana ketika ia sehat atau sebagaimana ketika ia tidak dalam safar” [HR. Bukhari]
Ini adalah sebuah nikmat yang besar yang dikaruniakan Allah Ta’ala  kepada hamba-Nya yang beriman. Yaitu jika seorang hamba terbiasa  melakukan sebuah amal ibadah sunnah secara kontinu, kemudian suatu kala  ia terhalang untuk melakukannya dikarenakan sakit atau safar, maka pada  saat itu ia mendapat pahala ibadah tersebut secara utuh (!!)
Karena Allah Ta’ala Maha Mengetahui bahwa jika hamba-Nya  tersebut tidak memiliki udzur (halangan) ia akan melakukan ibadah  tersebut. Dalam hal ini, secara khusus untuk orang sakit, Allah memberi  pahala karena niat orang tersebut. Selain itu juga secara umum, orang  tersebut bisa mendapatkan pahala karena telah menunaikan kewajibannya  untuk bersabar menghadapi sakitnya, bahkan pahalanya lebih sempurna jika  ia ridha dan bersyukur dalam menghadapinya serta merendahkan diri  terhadap Allah Ta’ala.
Demikian pula seorang musafir, ia mendapatkan pahala atas amal-amal  kebaikan yang ia lakukan saat dalam perjalanan. Semisal, memberi  pengajian, nasihat, atau bimbingan kepada orang lain dalam hal agama  ataupun dalam masalah duniawi. Secara khusus juga, seorang musafir  diberi pahala jika perjalanan yang ia tempuh dalam rangka kebaikan.  Seperti safar dalam rangka jihad, haji, umroh atau semisalnya.
Hadits ini juga mencakup pembahasan tentang orang yang beribadah  namun terhalang untuk melakukannya dengan sempurna karena suatu udzur.  Maka Allah Ta’ala akan menyempurnakan pahala bagi orang  tersebut dikarenakan niatnya. Karena uzur yang membuatnya terhalang  untuk melakukan ibadah dengan sempurna dapat dikatakan sebagai salah  satu jenis penyakit dalam hadits ini. Wallahu’alam.
Hadits ini juga mencakup pembahasan tentang orang yang memiliki niat  untuk melakukan amalan yang baik, namun ia terhalang untuk melakukannya  karena ia melakukan amalan lain yang lebih baik dari amalan pertama. Dan  orang tersebut tidak dapat melakukan kedua amalan tersebut semuanya  (harus memilih salah satu). Maka dalam kondisi ini, ia lebih patut untuk  diberi pahala yang lebih besar oleh Allah Ta’ala. Namun jika kegiatan  lain tersebut tingkat kebaikannya setara dengan kegiatan pertama, maka  sungguh karunia Allah Ta’ala sangatlah besar.
[Diterjemahkan dari syarah hadits no.30 dari kitab Bahjatul Qulubil Abrar Wa Qurratu A’yunil Akhyaar, Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di Rahimahullahuta’ala]
Penulis: Yulian Purnama
Artikel www.muslim.or.id








0 komentar:
Posting Komentar
Jika tidak mempunyai account,
pada comment as silahkan pilih Anonymous
Mohon dengan bahasa yang sopan.
Terima Kasih.